Manfaat Resep Elektronik
Era industri 4.0 yang mengutamakan penggunaan sistem informasi, internet, serta kecerdasan buatan sudah merambah ke berbagai sektor, termasuk dalam sektor kesehatan. Salah satu wujud nyata peranan teknologi terhadap dunia kesehatan adalah munculnya e-prescribing atau resep elektronik. E-prescribing merupakan perangkat lunak yang dirancang secara spesifik untuk memudahkan pelayanan peresepan obat, mulai dari penulisan resep (prescribing), pembacaan resep (transcribing), penyiapan hingga penyerahan resep (dispensing), serta administrasi dan monitoring.
E-resep menjadi solusi untuk mengantisipasi kesalahan interpretasi resep oleh bagian farmasi. Saat membuat e-resep melalui sistem, dokter mengisikan nama obat, bentuk sediaan, dosis, jumlah, aturan pakai, waktu pakai, dan cara pakai serta alergi yang dimiliki pasien. E-resep yang dituliskan secara otomatis akan langsung diterima oleh bagian farmasi untuk segera dilakukan skrining resep dan penyiapan obat. Bagian farmasi tidak perlu menerima resep kertas dan tidak akan merasa kesulitan dalam membaca tulisan dokter.
Manfaat e-resep selain mengurangi kesalahan pembacaan antara lain:
1. Mengantisipasi kehilangan kertas resep
Kertas resep yang ditulis oleh dokter biasanya berukuran A5, sehingga ada kemungkinan resep tersebut terselip dan hilang sehingga tidak terproses oleh petugas farmasi. E-resep memungkinkan resep untuk langsung terintegrasi ke bagian farmasi secara realtime dan tersimpan didalam database sehingga bagian farmasi tidak khawatir kertas resep hilang / tercecer atau tidak sampai ke unit farmasi karena bisa mengakses data resep kapan saja.
2. Mempercepat penyiapan obat
E-resep yang langsung diterima oleh bagian farmasi setelah dokter klik simpan melalui sistem, apoteker dapat segera menyiapkan obat tanpa harus menunggu pasien datang ke bagian farmasi membawa kertas resep.
3. Apoteker tidak perlu kesulitan memverifikasi resep
Terkadang apoteker mengalami kesulitan dalam membaca tulisan tangan dokter yang menyebabkan mereka harus kembali menghubungi dokter untuk mengonfirmasi obat yang dituliskan dokter. Akibatnya, waktu penyiapan obat menjadi lebih lama. E-resep memungkinkan informasi obat tertulis dan terbaca dengan jelas tanpa harus diverifikasi ulang.
4. Menjamin keamanan dan keselamatan pasien
Pasien terhindar dari kesalahan pemberian obat, dosis, dan bentuk sediaan yang berpotensi membahayakan pasien. Oleh karena itu, e-resep juga dapat meningkatkan pasien safety.
5. Memberikan kemudahan akses histori pengobatan pasien
Apoteker juga membutuhkan data terkait obat-obat apa saja yang pernah diminum atau sedang diminum oleh pasien untuk kepentingan pertimbangan risiko terapi obat yang diterima pasien. Apoteker dapat mengakses histori pengobatan pasien dengan mudah melalui sistem dengan klik histori resep pasien terkait.
Revo HIS memberikan solusi untuk mengantisipasi kesalahan pembacaan resep dengan modul e-resep yang terdapat didalam fitur unggulan dari sistem ini sehingga resep dapat dituliskan oleh dokter setelah memberikan pelayanan kesehatan ke pasien secara elektronik dan terintegrasi.
Apa itu PACS dan DICOM ?
Bagi Anda yang bukan spesialisasi dibidang radiology tentunya akan merasa aneh / tidak mengenal dengan istilah PACS dan DICOM, betul kan ?
Nah.. agar bisa mengenal kedua istilah itu, kali ini Mimin akan menjelaskannya untuk Anda.
PACS (Picture Archiving and Communication System) adalah filmless dan metode komputerisasi komunikasi dan menyimpan data gambar medis seperti computed radiographic, digital radiographic, computed tomographic, ultrasound, fluoroscopic, magnetic resonance dan foto X-ray (Tong, dkk, 2009). Selama lebih dari 100 tahun, effisiensi praktek radiologi telah dibatasi oleh film dan kegiatan penanganan film, dengan adanya PACS memungkinkan gambar radiologi dapat dilihat secara virtual atau elektronik dimanapun pada computer server ataupun computer personal biasa (Dreyer, dkk, 2006).
Sistem manajemen database adalah jantung dari PACS. Relasi antara citra dan lokasi penyimpanan disimpan dan dikelola di dalam database, berikut dengan semua data terkait yang dibutuhkan untuk pemanfaatan citra. Sistem manajemen database harus dapat menyediakan data citra berdasarkan pada pencarian pasien atau pemeriksaan tertentu saat diminta (to be queried) oleh RIS atau sistem lainnya.
Untuk menjamin kompatibilitas komunikasi antar sistem yang berbeda ini, digunakan standar komunikasi yang didefinisikan oleh standar Digital Imaging and Coomunications in Medicine (DICOM). Selain itu, dibutuhkan pula upaya untuk dapat mengelola penyimpanan data citra dalam ukuran yang besar (biasanya menggunakan teknologi RAID), dan menjamin penyimpanan data citra dalam jangka waktu yang lama sesuai dengan regulasi penyimpanan serta pengembalian data saat terjadi bencana (disaster recovery).
DICOM (Digital Imaging And Communication In Medicine) adalah standar industri untuk radiologis transferral dari gambar dan informasi medis lainnya antara komputer (Huang, 2004). Setelah menggunakan pola sistem terbuka Interconnection of International Standar Organization, DICOM memungkinkan komunikasi digital antara peralatan diagnostik dan terapeutik dan sistem dari berbagai produsen. diperlukan lagi standar yang berbeda untuk tiap peralatan medis.
Dengan standar internasional ini, para vendor dan para praktisi medis akan lebih mudah dalam melakukan pertukaran informasi dalam hal medis tanpa mengalami kendala bahasa. Beberapa keuntungan yang didapat dari pemanfaatan DICOM antara lain :
- Mengurangi kesulitan koneksi dengan berbagai alat radiologi.
- Karena DICOM adalah standar yang berlaku secara internasional, maka tidak diperlukan lagi standar yang berbeda untuk tiap peralatan medis.
- Manajemen pasien yang lebih baik.
- Citra medis pasien dapat diproses dengan menggunakan piranti lunak yang banyaktersedia.
- Adanya kemudahan untuk pengarsipancitramedis.
Workstation adalah tempat dimana fisikawan dan praktisi klinis melihat citra dan informasi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Terdapat 2 klasifikasi workstation, yaitu diagnostik dan review. Perbedaan antara 2 klasifikasi wokstation ini ada pada resolusi dan fungsionalitas.
Workstation diagnostik adalah tipe wokstation yang digunakan oleh ahli radiologi untuk melakukan interpretasi pemeriksaan secara primer. Workstation tipe ini memiliki resolusi dan brightness tertinggi dan berisi tingkat fungsionalitas tertinggi. Secara historis, mereka didedikasikan untuk tugas dengan aplikasi yang dijalankan secara lokal.
Tipe workstation berikutnya adalah workstation klinikal review yang digunakan oleh praktisi klinis untuk melakukan review citra. Workstation ini tidak sebagus workstation diagnostik, baik dari segi hardware (resolusi) ataupun fungsionalitas. Area in i mendapatkan keuntungan terbanyak dari pemanfaatan workstation yang berbasis web, sehingga akses ke citra dapat didistribusikan lebih luas (bahkan dari luar lingkungan praktik).
Ok guys, sekarang sudah tau kan istilah2 tersebut diatas? kalo begitu.. untuk penjelasan berikutnya kita akan membahas secara detail dari penggunaan PACS dan DICOM Server dirumah sakit / klinik. (nantikan artikel selanjutnya)
Kebutuhan Mendesak Akan Rekam Medis Elektronik
Covid-19 dengan sangat jelas mengungkap kekurangan sistem layanan kesehatan kita. Ketika penyakit tersebut menjangkit daerah kami pada bulan Maret, kami punya dua bulan libur total untuk mempersiapkan diri kami. Namun, strategi mengkarantina orang-orang yang kembali di rumah mereka, ditambah dengan kemampuan pengujian yang tidak memadai, stigma terkait penyakit tersebut, dan ketidakmampuan kami untuk meningkatkan kapasitas layanan, tidak banyak membantu untuk menahan penyebaran penyakit tersebut.
Sembilan bulan setelah pandemi, kami telah memiliki lebih banyak informasi tentang cara penularan, protokol pengobatan yang lebih baik, dan harapan akan vaksin. Namun, sistem layanan kesehatan kita sendiri tetap sama dan, dalam beberapa kasus, memburuk: Pemantauan kondisi kronis dan pengawasan penyakit menular menjadi terganggu, jumlah vaksinasi pada anak-anak menurun, dan kemungkinan bahaya kesehatan lingkungan muncul akibat penggunaan plastik yang berlebihan dan limbah medis. Dilema mendasar adalah bahwa sistem pengawasan medis kita terfragmentasi.
Setiap strategi akhir atau proses pengembangan harus dibuat dari sistem layanan kesehatan yang terkait dengan teknologi modern. Tata kelola dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS/Health Information Systems-HIS) adalah dua elemen terpenting untuk memperkuat sistem layanan kesehatan. Pertama-tama mengatur akses, pendistribusian, pembiayaan, dan pengadaan layanan kesehatan; yang terakhir digunakan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisa data kesehatan untuk mempelajari kesehatan masyarakat.
Sistem kami saat ini kurang siap untuk manajemen kesehatan publik dan masyarakat. Untuk membangun SIMRS yang handal, sangat penting untuk mengumpulkan apa yang dikenal sebagai data terpilah. Data terpilah adalah informasi rinci dan terkategori berdasarkan usia, jenis kelamin, etnis, kondisi sosial ekonomi, daerah tempat tinggal, pendidikan, dan riwayat kesehatan terkait. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber dan mengidentifikasi variabel yang diperlukan untuk mempelajari dan membuat prosedur. Data tersebut memungkinkan perbandingan antar kelompok, yang dapat mengidentifikasi tren dan mengurangi ketidaksetaraan layanan kesehatan.
Secara umum, data gabungan merupakan data terpilah yang dikumpulkan. Di Bangladesh, data gabungan digunakan untuk pelaporan publik atau analisa statistik, tetapi data ini dikumpulkan dari data yang tidak lengkap atau studi informal. SIMRS yang dibuat dengan baik menentukan pengumpulan data pasien yang terpilah, mengintegrasikan data dari berbagai sumber, menganalisa data tersebut untuk audiens yang berbeda, dan mengoptimalkan manfaat data melalui visualisasi. SIMRS yang baik dapat mengumpulkan data mengenai kasus tertentu.
Keamanan, transparansi, dan akurasi informasi memungkinkan pembuat keputusan untuk mengambil keputusan yang tidak memihak, tepat waktu, dan berprioritas tinggi. Darimana kita mulai? Komponen terpenting SIMRS adalah sistem Rekam Medis Elektronik (RME) / Electronic Medical Records-EMR). RME sangat penting untuk merombak sistem terfragmentasi kami. RME berisi riwayat kesehatan pasien, diagnosis, pengobatan, alergi obat, imunisasi, intervensi medis, riwayat keluarga, penyakit baru, kecelakaan, dan rencana pengobatan.
Fasilitas layanan kesehatan adalah organisasi yang memberikan layanan kesehatan yang meliputi rumah sakit umum dan swasta, klinik swasta, klinik kesehatan masyarakat, pusat diagnostik, tempat praktek dokter, pusat kesehatan LSM, rumah sakit terapung, dll. Amanat nasional untuk menerapkan sistem RME di semua fasilitas layanan kesehatan adalah titik awal yang akan berdampak positif pada sistem tersebut.
Data kasus penyakit baru yang didapat dari fasilitas kesehatan adalah sumber data yang transparan bagi pembuat kebijakan dan industri layanan kesehatan untuk mendeteksi perbedaan yang ada dalam layanan kesehatan dan permasalahan layanan kesehatan masyarakat yang terjadi. Penerapan sistem tingkat mikro ini pada akhirnya akan menghasilkan data gabungan yang akan menjadi dasar pengembangan sistem layanan kesehatan kami.
Apa manfaatnya bagi warga dan penyedia layanan kesehatan?
Setelah data direkam secara digital, pasien dapat membagikan file mereka ke penyedia layanan kesehatan yang berbeda, menerima layanan yang terkoordinasi tanpa perlu repot-report berkonsultasi dengan spesialis yang berbeda, memiliki akses ke informasi resep mereka setiap saat, terhindar dari kesalahan pemberian obat, terhindar dari duplikasi tes, dan memiliki dokumen riwayat kesehatan mereka yang dapat dibaca setiap saat. Penyedia layanan kesehatan mendapat informasi yang akurat, terkini, dan lengkap tentang pasien-pasein mereka dari RME. Ini juga membantu mereka membuat diagnosis yang benar, menetapkan protokol perawatan yang aman, berkoordinasi dengan spesialis lain dengan sedikit usaha, dan meningkatkan produktivitas mereka secara keseluruhan. Secara profesional, ini membantu menambah catatan mereka sendiri dengan menelusuri intervensi sukses mereka terhadap pasien.
Bagaimana hal itu berguna bagi kesehatan masyarakat dan pembuat kebijakan?
Ketika pemerintah mencabut hari libur nasional dan memberlakukan zona lockdown berdasarkan daerah pada bulan Juni, mereka menghadapi tantangan yang tidak terduga. Menurut sebuah laporan yang diterbitkan di Dhaka Tribune, IEDCR hanya dapat menemukan 55.909 dari total 94.481 kasus Covid-19 yang diketahui. Hal ini merupakan hal tidak terduga, karena sistem manajemen data secara khusus dikembangkan untuk memantau semua kasus positif Covid-19 di awal pandemi. Sistem itu dibuat untuk meringankan beban Direktorat Kesehatan untuk secara akurat mendeteksi dan mengisolasi kasus positif serta menghubungi kasus yang kemungkinan terlacak. Karena data pasien yang terpilah hilang, rumah sakit dan fasilitas pengujian tidak dapat menentukan lokasi lebih dari setengah kasus. Masalah serupa ditemui ketika upaya dilakukan untuk mempelajari mengapa pria tercatat lebih dari 75% dari total kematian akibat Covid-19 di Bangladesh. Data spesifik pasien yang sangat terbatas dapat ditemukan berkaitan dengan komorbiditas atau pola perilaku untuk memberikan data pada pengamatan ini. RME menggabungkan data terpilah, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi prevalensi penyakit dan masalah kesehatan masyarakat. Mereka memastikan bahwa perkembangan RME dapat diukur dan jelas. Berdasarkan RME, masalah kesehatan darurat dapat dideteksi, program layanan kesehatan untuk pencegahan dapat direncanakan, dan gaya hidup yang lebih sehat dapat dikembangkan – semua hal ini pada akhirnya akan mengurangi biaya layanan kesehatan bagi semua orang.
Apakah RME sejalan dengan kebijakan nasional kami?
Program Sektor Kesehatan, Kependudukan dan Kesehatan pemerintah Bangladesh yang ke-4 sejalan dengan tujuan PBB yang terkait dengan kesehatan Sustainable Development Goals (SDG). Mengukur indikator kesehatan SDG bergantung pada pembuatan data dari semua tingkat fasilitas layanan kesehatan. Untuk mencapai itu, Sistem Informasi Manajemen DGHS berencana untuk membuat RME di semua fasilitas layanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga menghasilkan data terpilah pasien.
Apakah kami memerlukan identitas kesehatan?
“The Health Informatics Standards and Data Structure” adalah pedoman eHealth yang dibuat untuk Bangladesh oleh Ministry of Health and Family Welfare. Pedoman ini menjelaskan prosedur tentang bagaimana data bidang kesehatan akan diberi kode, dikumpulkan, disusun, direpresentasikan, dan dicatat melalui register yang berbeda. Pedoman itu bahkan merekomendasikan memastikan ID Kesehatan pasien. Idealnya, setiap warga negara akan memiliki satu identitas kesehatan spesifik yang dihubungkan ke satu RME. Dalam praktiknya, ini hampir tidak mungkin karena sepanjang hidup kita, kita menerima layanan kesehatan dari fasilitas kesehatan yang berbeda yang memiliki sistem operasi berbeda. Inilah sebabnya mengapa sistem informasi kesehatan modern di negara maju sekarang bergerak menuju interoperabilitas. RME yang berbeda dari pasien yang sama dari rumah sakit atau penyedia layanan kesehatan yang berbeda distandarisasi ke dalam format universal, yang kemudian dapat dibagikan melalui pertukaran informasi kesehatan elektronik oleh penyedia layanan kesehatan lain dan oleh pasien itu sendiri. Sistem canggih semacam ini membutuhkan infrastruktur besar-besaran yang hanya dapat dibangun jika pembayaran untuk layanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan atau asuransi. Di negara maju, atau negara dengan sistem asuransi kesehatan, semua klaim penggantian terhubung dengan akuntabilitas, yang membutuhkan otomatisasi SIMRS.
Jika penyedia telehealth dan rumah sakit swasta tersier dapat melakukannya, kenapa tidak semua fasilitas perawatan kesehatan?
Tantangan khusus yang dihadapi selama pandemi ini telah memaksa orang untuk mencari cara layanan kesehatan alternatif. Pertumbuhan pesat telehealth merupakan perkembangan yang mengesankan selama periode ini. Hampir 28 layanan telehealth eksklusif telah diidentifikasi yang menyediakan teleconsultation kepada masyarakat. Sebagai contoh, beberapa ratus ribu panggilan terkait Covid dijawab melalui call center 16263/ Shastho Batayon. Sebagian besar platform telehealth di Bangladesh menyimpan catatan kesehatan elektronik pasien. Kami ujung-ujungnya mendapati penyedia telehealth mengumpulkan data kesehatan dalam jumlah besar dalam waktu singkat dengan adanya 162 juta pengguna ponsel. Melalui aplikasi dan portal web, pasien selalu dapat mengakses catatan kesehatan dan resep obat mereka. Rumah sakit korporat di Bangladesh memiliki sistem informasi rumah sakit canggih yang mencakup RME, Sistem Manajemen Informasi Laboratorium, sistem data pendaftaran, pembayaran, rawat jalan, dan rawat inap; dan beberapa di antaranya memiliki data lebih dari satu juta pasien. Para profesional yang bekerja di rumah sakit tersebut menyatakan kemudahan dengan otomatisasi ini.
Saya berpendapat bahwa menyediakan akses ke layanan kesehatan yang aman, terjamin, dan terkini adalah prioritas nomor satu negeri ini. Kami tidak dapat melakukannya tanpa berinvestasi di RME. Jika pusat telemedicine dan rumah sakit korporat dapat melakukannya, lalu kenapa tidak semua rumah sakit umum dan swasta?
Sistem RME terkait dengan sistem kesehatan nasional di negara maju. Pemerintah, sebagai badan pembuat kebijakan, harus memahami urgensi dan mandat penerapan sistem RME – meskipun sistem tersebut didasarkan pada sistem yang sangat sederhana. Jika sistem ini adalah sebuah mandat, maka sistem itu akan meminta pertanggungjawaban semua orang atas layanan kesehatan yang mereka berikan. Beberapa rumah sakit di negara ini telah melakukannya, ada ribuan sistem yang sudah tersedia; kita tidak perlu menemukan kembali sistem, tetapi kita harus melakukan implementasi.
Oleh: Dr Maliha Mannan Ahmed
Dr Maliha Mannan Ahmed adalah Pendiri dan Direktur Eksekutif Organikare. Beliau memiliki gelar MBBS, MBA, dan Masters di Healthcare Leadership.
Sumber: Dhaka Tribune, tanggal 12 September 2020
Sistem Antrian Canggih Mempercepat Layanan Pasien
Mengantri…. pada dasarnya pekerjaan mengantri adalah sebuah kebiasaan yang baik akan tetapi apabila mengantri dalam waktu yang lama untuk menunggu layanan di rumah sakit dan dalam kondisi yang sedang sakit sungguh sangat menyebalkan bukan ? Nah itulah yang kebanyakan dirasakan oleh pasien-pasien yang berobat ke rumah sakit.
Untuk itu pihak rumah sakit sebagai pemberi layanan kesehatan perlu memikirkan solusi atas permasalah antrian pasien ini mulai dari pendaftaran, layanan poliklinik, pembayaran di kasir, pengambilan obat di Farmasi, dll.
Jangan Khawatir, Revo QUE System adalah solusinya !
Revo Que System adalah sistem antrian terintegrasi secara end to end solution bagi rumah sakit. Sistem antrian Revo Que System menyediakan sistem antrian online berbasis web dan mobile apps yang bisa digunakan oleh pasien untuk melihat jadwal praktek dokter di rumah sakit, melakukan booking dokter, mendaftar ke rumah sakit tanpa harus ke konter pendaftaran, antrian kasir, sampai dengan antrian farmasi.
Solusi terbaik untuk mempercepat layanan di Rumah Sakit
Dengan Revo Que System ini, pasien akan merasakan kecepatan layanan dengan menghilangkan beberapa proses yang harus dilalui dibanding dengan tanpa menggunakan sistem ini sehingga user experience dari para pasien akan berdampak positif terhadap kepuasan pasien dan pasien menjadi customer loyal rumah sakit. Ini adalah solusi terbaik bagi pasien untuk mendapatkat layanan cepat dan terbaik dari Rumah Sakit yang menggunakan sistem Revo Que System.
Fitur-fitur Revo Que System :
- Pendaftaran pasien via mobile apps Android & IOS
- Pendaftaran pasien via website
- Jadwal Dokter
- Appointment / Booking Dokter
- Info Rumah Sakit
- Layanan Rumah Sakit
- Promo Rumah Sakit
- Membership
- Hasil Penunjang Medis
Revo Que System merupakan salah satu Strategy Marketing terbaik bagi Rumah Sakit !
Dengan sistem antrian ini, rumah sakit akan mendapatkan customer loyality, brand image yang baik, customer engagement serta clinician (dokter/ perawat) experience yang lebih baik sehingga akan mendatangkan profit yang lebih banyak serta cost efficiency yang lebih efektif bagi Rumah Sakit.
Revo Que System membuat pasien Kami nyaman dan senang karena mereka tidak perlu antri lama dipedaftaran, mereka bisa datang sesuai jam appointment dengan dokter spesialis tanpa harus menunggu lama di rumah sakit.
dr. Aditya.
So, tunggu apalagi, segera hubungi tim Kami untuk pemasangan Revo Que System ditempat Anda !
Mengenal Keuntungan PACS, Digitalisasi di Bidang Radiologi
P
Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dari PACS dibandingkan jika masih menerapkan sistem manual. Salah satunya untuk pasien gawat darurat.
Penghematan Waktu dan Biaya
Blue Print Sistem Informasi Rumah Sakit
Membangun sebuah sistem informasi rumah sakit merupakan sebuah tantangan yang cukup berat bagi sebuah rumah sakit, ataupun bagi vendor-vendor / software house yang akan mengembangkan SIMRS.
Kunci utama dalam pengembangan SIMRS adalah “System Development Lifecycle (SDLC)”, dimana proses pengembangan SIMRS ini akan selalu mengikuti kebutuhan
dan business process di RS.
APA ITU SDLC ?
SDLC adalah singkatan dari Systems Development Life Cycle (SDLC), SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama dan langkah-langkah
dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan
utama, yaitu :
a. Analysis
b. Design
c. Implementation
hasil dari tahapan-tahap SDLC ini, terutama setelah tahapan analysis diharapkan akan mendapatkan suatu model aplikasi yang akan dikembangkan, atau biasa yang disebut dengan Blue Print.
Blueprint SIMRS
Untuk itu ini sedikit sharing mengenai rancangan dasar pengembangan aplikasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) yang akan dikembangkan guna memenuhi, meningkatkan dan mempermudah semua proses transaksional administrative yang berhubungan dengan pelayanan pasien sampai dengan pelayanan informasi manajemen, akuntansi dan inventory.
A) Modul Registrasi & Admisi
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan pelayanan pasien di unit Pendaftaran/Registrasi/Admisi
Cara kerja :
1. Petugas registrasi hanya diberi otorisasi untuk melakukan proses pendaftaran (langsung, maupun appointment), edit kunjungan, edit attribute pasien, view jadwal dokter, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan bagiannya.
2. Supervisor di unit Registrasi bisa melakukan pembatalan registrasi pasien dengan alasan tertentu.
3. Supervisor di unit Registrasi bisa melakukan setup data yang berhubungan dengan unit registrasi, missal : data dokter, data poliklinik, pengaturan jadwal dokter, dll.
Fasilitas ;
INPUT :
1. Pendaftaran dengan menggunakan teknologi barcode Untuk pendaftaran pasien lama yang membawa kartu pasien
2. Pencatatan Nomor Medical Record secara otomatis
3. Pencatatan biodata pasien
4. Pencatatan data penanggung jawab pasien
5. Pencatatan data kunjungan pasien
6. Pencatatan pasien berdasarkan kelompok pasien (perorangan, perusahaan, dan asuransi)
7. Pencetakan Kartu Pasien dengan Barcode
8. Pencetakan Label Tracer
9. Pencetakan Label Status Pasien
10. Pencetakan Kartu Antrian
11. Pencetakan Kartu Status
12. Pencetakan Kartu Perawatan
13. View History Kunjungan Pasien
14. Edit Kunjungan Pasien Edit kunjungan jika ada kesalahan memasukkan nama dokter atau poliklinik
15. Appointment Pasien perjanjian
16. Setup Data (Dokter, Poliklinik, Pasien) Setup terhadap master data tersebut di batasi melalui user security
17. Informasi dokter yang bertugas dan tarif tindakan di unit tertentu
18. Fasilitas Merge Record pasien yang memiliki 2 atau lebih nomor medical record, nomor yang sudah tidak digunakan bisa dipakai oleh pasien lain
19. Shift Petugas
OUTPUT :
1 Laporan detail buku register detal dan summary Register kunjungan pasien per poliklinik
2 Laporan detail sensus harian
3 Laporan detail indeks kunjungan
Always Remember Your Goals!
B) Modul Billing RWJ/RWI/UGD
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan pelayanan pasien di unit Pendaftaran/Registrasi/Admisi
Cara kerja :
1. Petugas billing hanya diberi otorisasi untuk melakukan proses pencatatan transaksi, pembayaran pasien.
2. Petugas billing memvalidasi penerimaan billing per shift tugasnya, dan kemudian melaporkan hasil kerjanya kepada Supervisor Billing.
3. Supervisor di unit billing bisa melakukan pembatalan transaksi pasien dengan catatan tertentu.
4. Supervisor di unit billing bisa melakukan setup data yang berhubungan dengan unit registrasi, missal : data dokter, data poliklinik, pengaturan jadwal dokter, dll.
Fasilitas ;
Input
1. Pencatatan Tindakan / Biaya pasien
2. Pengolahan tarif berdasarkan kelompok pasien (perorangan, perusahaan, dan asuransi)
3. View Detail Transaksi berdasarkan Tanggal, Kelompok tindakan, dan penjamin.
4. View RekapTransaksi berdasarkan Tanggal, Kelompok tindakan, penjamin.
5. View History Tindakan Pasien
6. Tindakan dilakukan secara default oleh dokter yang merawat pada saat pasien itu didaftarkan
7. Edit Dokter yang merawat / yg melakukan tindakan
8. Fasilitas edit komponen harga, discount per komponen, cito per komponen
9. Fasilitas discount per item tindakan
10. Fasilitas Pembayaran (Tunai, Kredit, Campuran, Piutang pasien / penjamin, Discount Total, Pembulatan)
11. Notifikasi jika ada inputan dari unit lain (farmasi, penujang, atau masing-masing poliklinik)
12. Fasilitas pencetakan invoice
13. Pencetakan Kwitansi (tanda terima pembayaran)
14. Fasilitas pembatalan transaksi dengan catatan alasan pembatalannya (menggunakan security / password) Proses membatalkan transaksi pasien batal kunjungan, kabur,dll
15. Notifikasi tutup transaksi per pasien Notifikasi pada saat akan ditutup transaksi oleh billing jika ternyata idpasien tersebut masih digunakan di modul lain (misal : masih aktif dan dilakukan entry di farmasi, admin ruang, dll)
16. Pengaturan shift petugas billing
Output
1. Laporan detail dan summary penerimaan per shift
2. Laporan detail transaksi pendaftaran dan tindakan RWJ per shift
3. Laporan detail jasa pelayanan dokter
4. Laporan detail jasa pelayanan dokter per pasien
5. Laporan detail tagihan perusahaan dan asuransi
C) Modul Penata Rekening / Admin Ruangan
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan pelayanan pasien di unit perawatan rawat inap, menjadi sentral pengisian data transaksi di masing-masing ruangan, dan menjadi informasi pelayanan terhadap pasien.
Cara kerja :
1. Petugas admin ruangan hanya diberikan otorisasi untuk menangani pasien ditempat ia bertugas.
2. Petugas admin ruangan melakukan entry tindakan pasien secara realtime.
3. Petugas admin ruangan melakukan validasi terhadap entry tindakan setiap hari, dan melakukan posting tindakan yang sudah divalidasi ke billing dalam satu hari yang sama setelah tindakan itu dientry dan diposting.
4. Melakukan pencetakan rekap sementara pada saat pasien akan pulang (sebelum keluarga pasien turun ke bagian Billing IPD) sebagai tanda semua input sudah selesai dilakukan.
Fasilitas ;
1. Pencarian pasien hanya berdasarkan posisi dimana ia bertugas Supaya tidak mengutak-atik transaksi pasien yang bukan tanggung jawabnya
2. Pencatatan Tindakan / Biaya pasien
3. Pengolahan tarif berdasarkan kelompok pasien (perorangan, perusahaan, dan asuransi)
4. View Detail Transaksi berdasarkan Tanggal, Kelompok tindakan, dan penjamin.
5. View RekapTransaksi berdasarkan Tanggal, Kelompok tindakan, penjamin.
6. View History Tindakan Pasien
7. Tindakan dilakukan secara default oleh dokter yang merawat pada saat pasien itu didaftarkan
8. Edit Dokter yang merawat / yg melakukan tindakan
9. Fasilitas edit komponen harga, discount / cito per komponen
10. Fasilitas Posting tindakan ke billing
11. View tindakan yang sudah di posting ke billing
12. Pencetakan Rekap tagihan sementara
13. Informasi tarif, informasi dokter, dan informasi pelayanan rumah sakit lainnya.
Input
D) Modul Farmasi
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan pelayanan pasien di unit Farmasi
Cara kerja :
1. Petugas Farmasi melakukan entri penggunaan resep, retur resep, obat racikan.
2. Petugas Farmasi melakukan transaksi penjualan obat bebas (penjualan terhadap pasien luar RS)
3. Petugas Farmasi melakukan transfer tagihan resep yang sudah dientry di unit farmasi.
4. Supervisor Farmasi melaporkan transaksi penjualan obat per hari kepada Supervisor Billing.
Fasilitas ;
Input :
1. Input data obat/alkes
2. Pencatatan penjualan obat resep dan non resep
3. Pencetakan rincian biaya dan kuitansi untuk pasien berdasarkan resep
4. Penanganan resep untuk pasien Rawat Inap, Rawat Jalan ,dan UGD
5. View tarif untuk berbagai kelompok pasien (perorangan, perusahaan, maupun asuransi) dan kelas kamar (markup)
6. Penanganan berbagai tipe pembayaran (tunai/kartu kredit)
7. Terintegrasi dengan sistem billing untuk pembayaran pasien OPD, UDG, dan IPD
8. Pencatatan pengembalian obat dan penghitungannya (retur)
9. Terintegrasi dengan unit Gudang (yang menggunakan aplikasi BS1) dalam hal pengontrolan stok
Output :
1. Laporan pemakaian obat per pasien (detail, summary)
2. Laporan pemakaian obat per dokter (detail , summary)
3. Laporan pemakaiian obat per ruangan (detail , summary)
4. Laporan Resep perusahaan (Penjamin)
5. Laporan retur pasien
6. Laporan harga jual
7. Fast Moving dan Slow Moving
8. Statistik 10 besar penjualan obat
9. Laporan kunjungan pasien pada unit penunjang
E) Modul Penunjang (Laboratorium & Radiology)
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan pelayanan pasien di unit Penunjang
Cara kerja :
1. Petugas di unit penunjang melakukan tindakan penunjang.
2. Petugas di unit penunjang melakukan validasi terhadap permintaan order pemeriksaan penunjang yang dientry dari unit lain.
3. Dokter penunjang mengisi expertise hasil pemeriksaan penunjang
4. Supervisor Penunjang mengontrol semua proses yang dilakukan oleh petugas di unit penunjang.
Fasilitas ;
Input :
1. Pencatatan data kunjungan pasien
2. Pengolahan tarif untuk berbagai kelompok pasien (perorangan, perusahaan, maupun asuransi) dan kelas kamar
3. Pencetakan rincian biaya dan kuitansi
4. Integrasi tagihan dalam sistem billing pasien rumah sakit
5. Pencatatan pemeriksaan penunjang (lab/Rad)
6. Pencatatan hasil pemeriksaan dan expertise dokter penunjang
7. Integrasi hasil catatan dalam sistem rekam medis pasien
8. Pelacakan history hasil pemeriksaan pasien
Output
1. Laporan jumlah pemeriksaan per parameter
2. Laporan detail transaksi dan keuangan
3. Laporan detail transaksi per dokter dan resumenya
4. Laporan detail pasien perusahaan dan resumenya
5. Laporan kunjungan pasien pada unit penunjang
F) Modul Dokter Poliklinik
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan data-data pemeriksaan pasien di poliklinik, dan sebagai informasi history status perawatan.
Cara kerja :
1. Dokter mendapatkan informasi pasien yang berkunjung ke polikliniknya, sehingga dapat mengontrol antrian pasien.
2. Dokter mendapatkan informasi history perawatan dan keadaan pasien pada kunjungan-kunjungan sebelumnya.
3. Dokter / petugas poli mencatat / menginput anamnesa dan diagnosa hasil pemeriksaan
4. Dokter / petugas poli melakukan order pemeriksaan penunjang, dan resep.
5. Dokter mencatat / menginput tindakan-tindakan yang dilakukan di ruangan
Fasilitas ;
Input
No Check Item Fasilitas Keterangan
1. View kunjungan pasien di poliklinik, termasuk antrian pasien
2. Input Anamnesa dan diagnosa pemeriksaan
3. Fasilitas edit komponen harga, discount / cito per komponen
4. Fasilitas Posting tindakan ke billing
5. Order tindakan penunjang
6. Order resep
7. Konsul Dokter Lain
8. View resume / diagnosa dokter konsulannya
9. Integrasi hasil catatan dalam sistem rekam medis pasien
10. Pelacakan history hasil pemeriksaan pasien
Output
1. Laporan jumlah pemeriksaan
2. Laporan detail transaksi per dokter dan resumenya
3. Laporan detail pasien perusahaan dan resumenya
4. Laporan kunjungan pasien per dokter
5. Laporan komponen jasa dokter
II. Modul-Modul Back Office
A. Modul Electronic Medical Record
Fungsi :
Menangani dan mengotomatisasikan data-data diagnosa hasil pemeriksaan, penggunaan obat, tindakan penunjang dan tindakan dokter.
Cara kerja :
1. Data tindakan, penggunaan obat, dan hasil pemeriksaan penunjang diimport langsung dari tindakan yang dientry dari billing
2. Diagnosa dokter di coding menjadi kode ICD dan DTD dan kemudian di Entry di modul EMR ini.
3. Khusus pasien Rawat Inap, ada catatan untuk pasien pulang perawatan.
4. Laporan-laporan yang akan dihasilkan adalah semua laporan RL
Fasilitas ;
Input
1. Entry Diagnosa
2. Import data tindakan, obat dan pemeriksaan penunjang
3. Entry keadaan pasien pulang perawatan
4. Setup Master ICD
5. Setup Master DTD
6. Setup Master Tindakan
Output
1. Laporan RL (1, 2A, 2B, 2A1, 2B1, 2.1, 2.2, 2.3)
2. Laporan sensus harian pasien Rawat Jalan
3. Laporan Sensus per Ruangan
4. Laporan BOR, LOS, TOI
5. Laporan-laporan lainnya yang dibutuhkan oleh bagian MR
Untuk Pemilihan SIMRS yang tepat dan bisa memberikan solusi untuk jalannya operasional Rumah Sakit, Untuk itu, Kami siap membantu Anda menyediakan SIMRS yang tepat guna untuk membantu Anda mengelola operasional rumah sakit secara efisien dan profitable.
SIMRS Revo HIS Kami telah memiliki semua fitur end to end secara lengkap untuk memenuhi kebutuhan operasional Rumah Sakit.
CEO Alfatih Solusindo
Silahkan kontak team Marketing Kami untuk diskusi lebih lanjut !